Privacy Overview
This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may affect your browsing experience.
Always Active
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. These cookies ensure basic functionalities and security features of the website, anonymously.

Performance cookies are used to understand and analyse the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customised advertisements based on the pages you visited previously and to analyse the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Functional cookies help to perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collect feedbacks, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Other uncategorized cookies are those that are being analyzed and have not been classified into a category as yet.

No cookies to display.

Peringatan Harlah ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung Tuban: Khofifah, KH Marzuki Mustamar, dan KH Miftachul Akhyar Hadir dalam Pengajian Puncak

Peringatan Harlah ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung Tuban: Khofifah, KH Marzuki Mustamar, dan KH Miftachul Akhyar Hadir dalam Pengajian Puncak

Khofifah, KH Marzuki Mustamar dan KH Miftachul Akhyar Pengajian di Puncak Haul Sunan Bejagung,Tuban

Tuban-Puncak peringatan hari lahir (Harlah) ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban, Jawa Timur seperti gelaran rapat akbar para ulama pesantren.

Para kiai sepuh, tokoh-tokoh pesantren hingga pejabat hadir di Desa Semanding, lokasi pondok pesantren yang diasuh KH Abdul Matin Djawahir pada Ahad (4/6/2023).

Peringatan Harlah ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban: Pesan Pendidikan Pesantren dan Ulama

Acara dikemas melalui Istighotsah Ijazah Kubra dan Doa Bersama 25 Habaib dan Kiai Sepuh. Beberapa tokoh yang hadir adalah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Rais Syuriyah PWNU Jatim KH M Anwar Manshur, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.

Tak ketinggalan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Bupati Tuban, dan Forkopimda Tuban, yang mendapat sambutan meriah dari kalangan ibu-ibu yang hadir ribuan pengunjung itu.

Saat menghadiri puncak peringatan hari lahir (Harlah) ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban, Jawa Timur, Ahad (4/6/2023), Khofifah mengatakan khazanah intelektual Indonesia di abad-abad yang lalu telah mengukir kecemerlangan di pentas dunia.

Sementara itu Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar mengungkapkan, ulama di Indonesia telah menanamkan pentingnya menuntut ilmu keagamaan.

“Begitu penting bagi umat Islam untuk memahami pendidikan pesantren. Pendidikan pesantren bersanad yakni tersambungnya ilmu kepada para ulama terdahulu hingga pada Rasulullah Muhammad SAW,” tuturnya.

Peran Penting Ulama dalam Pendidikan Pesantren dan Nilai-nilai Islam yang Autentik

Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang ini menilai, orang di luar NU terbiasa menggunakan google, tapi belum tentu memahami nilai-nilai ajaran Islam sesungguhnya.

Sedangkan pendidikan di pondok pesantren mempunyai ketersambungan ilmu dan nasab.”Kita bisa saksikan di Al-Azhar, ketika kami bertemu para ulama di Timur Tengah, khususnya Mesir itu, terungkap fakta karya-karya Syaikh Nawawi al-Bantani dan Syaikh Mahfudz Attarmisi, menjadi referensi penting.

Hingga menjadi bacaan wajib bagi program S3 di Universitas King Abdul Aziz,” tutur Khofifah.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar mengungkapkan, ulama di Indonesia telah menanamkan pentingnya menuntut ilmu keagamaan.

“Begitu penting bagi umat Islam untuk memahami pendidikan pesantren. Pendidikan pesantren bersanad yakni tersambungnya ilmu kepada para ulama terdahulu hingga pada Rasulullah Muhammad SAW,” tuturnya.

Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang ini menilai, orang di luar NU terbiasa menggunakan google, tapi belum tentu memahami nilai-nilai ajaran Islam sesungguhnya.

Sedangkan pendidikan di pondok pesantren mempunyai ketersambungan ilmu dan nasab.

Tausyiah terakhir dungkasi oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dalam tausiyahnya mengingatkan, Islam menekankan pentingnya ilmu. Ilmu akan memberikan manusia pada derajat yang tinggi.

Memang, sekarang ada diperdebatkan soal keturunan (sanad). Padahal, Rasulullah Muhammad saw telah berwasiat bahwa “Siapa tidak berilmu niscaya nasab (keturunan) tidak memberi manfaat.”

“Selama ada ilmu maka ambillah. Bisa di Indonesia sendiri, tapi juga bisa di luar negeri. Di mana pun. Sehingga, ilmu akan memberikan manfaat bagi terjaganya ajaran Islam,” tutur Pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Surabaya.

Kiai Miftach mengatakan adanya pemberian beasiswa dari Pemprov Jatim semestinya mendapat sambutan bagi kaum santri dan umat Islam secara luas.

Tapi yang perlu dipahami, pemberian beasiswa tentu dikhususnya bagi yang kurang mampu membiayai untuk menuntut ilmu ke luar negeri, seperti di Universitas Al-Azhar, Mesir.

“Ya, bila selam ini Al-Azhar hanya mengenal satu jalur seperti Gontor, kini Nahdlatul Ulama telah menjalin hubungan yang baik dengan Al-Azhar,” tutur Kiai Miftach.

baca juga:

Teruskan istikhorohmu dan lanjutkan perjuanganmu dalam membentuk Nahdlatul Ulama

Hubungan Kerjasama Antara Nahdlatul Ulama dan Al-Azhar dalam Pengembangan Pendidikan Islam

Dikatakan, Syaikh Ali Jum’ah, mufti Al-Azhar, dalam satu forum internasional di Malaysia belum lama ini, bisa bertutur soal Nahdlatul Ulama sampai detail.

Hal ini menunjukkan apresiasi dan pemahaman pihak luar negeri terhadap eksistensi NU, yang kini telah memasuki abad kedua.

“Alhamdulillah, NU telah menjadi bagian pembicaraan dan perannya di dunia internasional,” tutur Kiai Miftachul Akhyar.

Demikian pula Grand Syaikh Al-Azhar, DR Thayyeb, menyatakan dukungannya terhadap NU dan bersama-sama menghimpun kemampuannya untuk mengembangkan dakwah Islam ala Ahlussunah wal Jamaah di muka bumi ini.

“Sehingga, kita berharap agar ajaran Islam bisa ditegakkan sebagaimana telah digariskan para muasis dan pendiri awal Nahdlatul Ulama,” kata Kiai Miftach. (*) Aji Setiawan
Simpedes BRI 372001029009535

BERITA

Harlah ke-25 Ponpes Sunan Bejagung Tuban, Ini Pesan Rais Aam PBNU

Leave a reply

Enable Notifications OK No thanks